Kamis, 08 Desember 2016

PPKn kelas 1,• Mengucapkan terima kasih secara tepat

  1. Tuluslah. Hal yang paling penting dalam mengucapkan terima kasih secara langsung adalah tulus. Orang yang Anda beri ucapan terima kasih harus memahami bahwa Anda memaknai 100% hal yang Anda ucapkan dan bahwa Anda tidak hanya mengucapkan "terima kasih" karena merupakan suatu keharusan padahal Anda tidak sungguh-sungguh mengucapkannya. Inilah cara melakukannya:
    • Gunakan nada suara yang tulus. Jangan mengucapkan "terima kasih" seolah-olah seperti merenung atau seperti diminta melakukannya oleh orang lain. Berbicaralah dengan jelas dengan nada yang tenang, dan tunjukkan bahwa Anda benar-benar memaknai setiap kata yang Anda ucapkan. Jangan bergumam.
    • Gunakan kata-kata yang tulus. Spesifiklah dan tunjukkan bahwa terima kasih Anda memiliki suatu makna. Jangan hanya mengucapkan, "Terima kasih", padahal Anda sebenarnya ingin mengucapkan "Terima kasih banyak sudah membantuku dengan PRku. Aku tidak akan bisa mengerjakannya tanpa bantuanmu."
    • Jujurlah. Jujur adalah bagian dari ketulusan, jadi terbukalah dan ucapkan hal-hal yang benar-benar Anda maksudkan. Beri tahu orang tersebut, "Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu", jika Anda benar-benar bermaksud mengucapkannya.

  2. 2
    Berterima kasihlah. Untuk mengucapkan terima kasih secara langsung, Anda harus menunjukkan bahwa Anda benar-benar berterima kasih atas sesuatu yang telah dilakukan oleh orang tersebut. Anda sebaiknya mengucapkan bahwa orang tersebut telah mempengaruhi Anda dalam suatu hal, baik besar maupun kecil. Ucapan terima kasih Anda tidak boleh asal-asalan, tetapi harus menunjukkan bahwa tindakan orang tersebut benar-benar membuat perubahan. Inilah cara menjelaskan betapa berterima kasihnya Anda:
    • Spesifiklah. Jangan hanya mengucapkan "Terima kasih", tetapi ucapkan "Terima kasih sudah menghabiskan waktu untuk membantuku memilih gaun pesta dansa. Aku tidak akan bisa memilihnya sendirian. Jika bukan karenamu, aku bahkan tidak akan pernah mencoba gaun biru itu, dan sekarang aku tidak bisa membayangkan pesta dansaku tanpa gaun itu."
    • Tunjukkan bahwa Anda memahami bahwa orang tersebut telah berkorban. Baik jika orang tersebut membuat pengorbanan yang besar atau kecil untuk melakukan sesuatu yang baik untuk Anda, Anda harus menunjukkan bahwa Anda menghargai bahwa dia berusaha. Ucapkan, "Terima kasih banyak sudah membiarkanku mampir di rumahmu minggu kemarin. Aku tahu itu adalah waktu yang sangat sibuk untukmu dan tidak mudah untuk kedatangan tamu, dan aku benar-benar menghargai karena kamu tetap mengundangku masuk."
    • Tunjukkan bahwa Anda berterima kasih atas hasil dari bantuan orang tersebut. Jika orang tersebut memberikan buku yang hebat pada Anda untuk ulang tahun Anda, Anda dapat memberitahunya bahwa Anda membaca bukunya, menyukainya, dan bahwa buku itu berpengaruh besar dalam hidup Anda.
  3. 3
    Gunakan bahasa tubuh yang tepat. Menjaga bahasa tubuh yang tepat akan membantu Anda benar-benar menunjukkan betapa berterima kasihnya Anda. Jika tubuh Anda tidak menyampaikan betapa sungguh-sungguhnya Anda saat mengucapkan terima kasih, maka kata-kata Anda mungkin tidak bermakna untuk orang yang Anda beri ucapan terima kasih. Inilah cara untuk menggunakan bahasa tubuh yang tepat:
    • Jagalah kontak mata saat Anda mengucapkan terima kasih secara langsung. Lihatlah mata orang tersebut dan berikan perhatian penuh Anda untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli dengan hal yang telah dilakukan orang tersebut.
    • Arahkan tubuh Anda ke arah orang yang Anda beri ucapan terima kasih. Biarkan lengan Anda terbuka dan gunakan bahasa tubuh jika perlu. Jangan melipat lengan Anda ke samping, atau Anda mungkin terlihat seperti ragu-ragu saat berterima kasih pada orang tersebut dan seperti Anda tidak benar-benar ingin berada di sana.
    • Sentuhlah orang tersebut jika patut. Meskipun Anda tidak ingin menakuti seseorang yang tidak terlalu Anda kenal dengan sentuhan Anda tanpa alasan tertentu, jika Anda berterima kasih pada teman atau anggota keluarga, sentuhan pelan di lengan atau bahunya, atau bahkan pelukan jika tampaknya sesuai, dapat membantu menyampaikan perasaan Anda sebenarnya.
    • Tunjukkan emosi Anda. Jika orang tersebut berpengaruh besar pada hidup Anda, Anda tidak perlu menangis, tetapi biarkan wajah Anda menunjukkan betapa tersentuhnya Anda akan bantuan orang tersebut.

Metode 2
Mengucapkan Terima Kasih melalui Telepon


  1. 1
    Ucapkan terima kasih melalui telepon. Baik jika Anda berterima kasih pada teman, kolega, maupun orang yang hampir tidak Anda kenal melalui telepon, akan sedikit sulit untuk berterima kasih pada seseorang melalui telepon karena semakin sulit untuk menyampaikan perasaan Anda sebenarnya tanpa tatap muka. Tetapi berterima kasih pada seseorang melalui telepon mudah jika Anda memperhatikan beberapa poin kunci:
    • Bicaralah dengan jelas. Berkomunikasi melalui telepon mungkin sulit, sehingga pastikan Anda melafalkan kata-kata Anda dan berbicara cukup pelan agar orang tersebut dapat mendengar Anda, dan bahwa Anda tidak menelepon dari tempat yang ramai atau memiliki sinyal yang buruk.
    • Berikan perhatian sepenuhnya pada orang tersebut. Meskipun cenderung untuk melakukan banyak hal saat Anda menelepon, jangan menelepon seseorang saat Anda sedang menyetir pulang ke rumah, membersihkan apartemen Anda, atau menyirami tanaman Anda. Katakan pada diri Anda bahwa teleponnya hanya akan menghabiskan beberapa menit dan bahwa jika Anda benar-benar merasa berterima kasih, maka orang tersebut layak mendapatkan perhatian penuh Anda.
    • Teleponlah pada waktu yang tepat. Pastikan Anda menelepon di saat penerimanya mungkin tidak sibuk atau bahwa Anda tidak menelepon terlalu pagi atau terlalu malam. Jika Anda menelepon seseorang yang tinggal jauh dari Anda, pastikan untuk mempertimbangkan perbedaan waktu.
    • Gunakan bahasa tubuh yang tepat. Meskipun terdengar bodoh untuk menggunakan bahasa tubuh dalam telepon, menjaga postur terbuka atau menggunakan tangan Anda dapat membantu Anda menekankan perasaan Anda sesungguhnya. Jika Anda menelepon saat Anda sedang berbaring atau menggunakan tangan Anda untuk membuat roti berlapis, Anda tidak akan dapat menunjukkan betapa berterima kasihnya Anda pada orang tersebut.
    • Ketahui pendengar Anda. Jika Anda berbicara pada anggota keluarga atau teman dekat, Anda dapat terbuka, jujur, tertawa, dan lebih bebas tentang betapa berterima kasihnya Anda. Jika Anda menelepon untuk berterima kasih pada calon atasan karena sudah mewawancarai Anda, Anda sebaiknya memberikan perhatian Anda, berbicara dengan jelas, dan gunakan bahasa tubuh yang sesuai, tetapi Anda juga harus membuatnya singkat dan manis. Hanya karena Anda menelepon, bukan berarti bahwa Anda bebas untuk mengoceh dan cerewet; jika Anda berterima kasih pada seseorang karena alasan profesional, maka buatlah ucapan Anda profesional.
  2. 2
    Ucapkan terima kasih melalui pesan teks. Terkadang, mengucapkan terima kasih melalui pesan teks dapat menjadi ucapan terima kasih yang lebih efektif daripada melalui telepon. Jika Anda baru saja melihat orang tersebut dan ingin berterima kasih padanya atas waktu yang menyenangkan, atau jika Anda hanya ingin mengirimkan ucapan terima kasih yang singkat pada seseorang tanpa berlebihan atau menghabiskan waktu orang tersebut, maka pesan teks mungkin adalah cara terbaik.
    • Nyatakan ketulusan Anda melalui pesan. Anda dapat mengucapkan sesuatu seperti, "Hei! Terima kasih banyak sudah membantuku membereskan setelah pestaku. Kamu teman yang hebat dan menghemat banyak waktuku."
    • Gunakan nama orang tersebut. Bahkan jika Anda mengirimkan pesan, mengucapkan "Terima kasih, Amy!" membuat pesan Anda terdengar lebih khusus.
    • Jangan terdengar terlalu bersemangat. Tidak perlu mengucapkan jutaan tanda seru untuk menunjukkan pada orang tersebut betapa berterima kasihnya Anda. Hal ini hanya akan membuat Anda terlihat mencoba terlalu keras atau tidak sungguh-sungguh.
    • Perhatikan kata-kata Anda. Meskipun berkirim pesan lebih santai, menggunakan tata bahasa dan tanda baca yang benar akan menunjukkan bahwa Anda menghabiskan waktu untuk merangkai pesan.

Metode 3
Mengucapkan Terima Kasih dalam Tulisan


  1. 1
    Ucapkan terima kasih dalam kartu ucapan terima kasih. Kartu ucapan terima kasih adalah cara yang lebih resmi dan kuno untuk mengucapkan terima kasih, dan cukup sulit untuk mengetahui hal yang perlu Anda tuliskan. Kartu ucapan terima kasih adalah cara yang sempurna untuk berterima kasih pada profesor atau guru Anda karena membantu Anda dengan pekerjaan Anda, atau berterima kasih pada tamu-tamu pernikahan untuk hadiah-hadiah yang murah hati. Inilah cara Anda melakukannya:
    • Baik jika Anda menulis atau berbicara, Anda harus selalu ingat untuk tulus dan menunjukkan betapa berterima kasihnya Anda.
    • Jika Anda berterima kasih pada profesor atau guru Anda atas tahun sekolah yang hebat, tinggalkan catatan khusus tentang bagaimana kerja keras mereka telah mempengaruhi Anda dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik.
    • Jika Anda menulis kartu ucapan terima kasih untuk tamu-tamu Anda pada pernikahan, pesta, atau acara sosial Anda lainnya, Anda mungkin tidak memiliki waktu untuk menulis ucapan khusus untuk masing-masing, tetapi Anda dapat mencoba menyebut orang tersebut dengan nama panggilannya, atau menuliskan kalimat pendek tentang hadiah khusus yang dia berikan dan bagaimana membantunya hadiah itu.
    • Pilihlah kartu yang bermakna. Jika Anda benar-benar ingin berterima kasih, Anda sebaiknya memilih kartu serius dan baik untuk membantu Anda menyampaikan pesan ini.
    • Kirimkan kartu ucapan terima kasih secepat yang Anda bisa. Jika Anda ingin mengucapkan terima kasih, jangan menundanya. Jika Anda berterima kasih pada seseorang berbulan-bulan setelah mereka melakukan sesuatu yang baik untuk Anda, hal ini akan tampak seperti Anda menundanya atau sama seperti tidak peduli.

  2. 2
    Ucapkan terima kasih dalam surel. Surel lebih santai dibandingkan kartu ucapan terima kasih, tetapi surel tetap harus menyampaikan perasaan Anda dengan tulus, jelas, dan jujur, dan harus dikirimkan dengan baik. Inilah cara mengucapkan terima kasih melalui surel:
    • Ucapkan langsung. Tulislah "Terima kasih" sebagai subjeknya.
    • Sebutlah orang tersebut dengan "Yang terhormat" dan akhiri dengan mengucapkan "Dengan tulus". Bahkan jika Anda hanya mengirimkan surel, Anda harus mengikuti ketentuan sebuah surat untuk menunjukkan bahwa Anda melakukan prosesnya dengan sungguh-sungguh.
    • Pilihlah kata-kata Anda dengan baik. Orang tersebut harus tahu bahwa Anda menghabiskan banyak waktu untuk merangkai kalimat lengkap yang menyatakan perasaan Anda dengan jelas.
    • Tunjukkan hasil dari pemberian orang tersebut. Misalnya, jika orang tersebut memberi Anda sweter yang keren, kirimkan foto Anda sedang menggunakannya. Jika orang tersebut memberi Anda banyak uang untuk ulang tahun Anda, kirimkan foto yang menunjukkan meja dapur baru yang hebat yang dapat Anda beli menggunakan uang itu.

PPKn kelas 1,Menjelaskan akibat jika tidak menjaga kerukunan.


Menjelaskan akibat jika tidak menjaga kerukunan.

 etelah dari lingkungan keluarga atau rumah, penerapan dari persatuan dan kesatuan juga diperlukan di lingkungan sekolah. Penerapan sikap tersebut sangat penting pada setiap aktivitas yang dilakukan di area sekolah. Ada sejumlah akibat yang timbul dari tidak adanya persatuan.


  • Sombong serta acuh atau tidak peduli terhadap kondisi teman. Karena tidak adanya sikap persatuan dan kesatuan dalam diri murid di sekolah, maka ia otomatis tidak akan peduli dengan keadaan temannya, khususnya jika sedang mengalami kesusahan. Kita pun akan mudah dipisahkan dengan teman kita lainnya jika dalam diri kita tidak ada sikap persatuan namun justru sifat sombong.
  • Membeda-bedakan teman. Adanya persatuan menandakan tidak adanya perbedaan agama, suku dan ras. Tanpa adanya sikap persatuan dan kesatuan, seorang murid dapat memilih-milih teman berdasarkan agama, suku maupun ras. Hal ini bukanlah hal yang terpuji dan sama sekali tidak mencerminkan Pancasila sila ke-3.
  • Mengolok-olok teman. Tidak adanya sikap persatuan yang tercermin dari seorang murid maka akan berakibat melukai perasaan dan hati temannya.
  • Terjadi tawuran. Bila tidak ada rasa persatuan, akan mudah terjadi pertikaian. Pertikaian tidak hanya dapat terjadi antar murid satu kelas atau sekolah, tapi tawuran juga bisa terjadi antar sekolah. Tidak tanggung-tanggung, tidak adanya rasa persatuan juga dapat membuat pertikaian makin serius dan bahkan membuat orang lain terluka secara fisik.
Akibat Tidak Ada Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat
Masyarakat adalah lingkup yang lebih luas untuk mempraktikkan Perbedaan kepentingan dan pendapat akan menjadi masalah besar ketika setiap orang tidak memiliki sikap persatuan. Ada beberapa akibat yang akan terjadi dalam masyarakat bila setiap warganya tidak memiliki semangat persatuan.

  • Tidak adanya kepedulian terhadap penderitaan dan kesedihan yang dialami dan dirasakan orang lain.
  • Kepentingan golongan maupun suku masing-masing adalah yang paling dipentingkan oleh masyarakat.
  • Muncul pertikaian dan permusuhan antar warga masyarakat ketika misalnya visi dan misi tidak sejalan.
  • Tidak adanya kerja sama yang terjalin antar warga masyarakat, padahal dalam masyarakat kita gotong-royong adalah yang paling diprioritaskan. Aktivitas gotong-royong adalah salah satu contoh dari bentuk persatuan dan kesatuan yang seharusnya dipertahankan.
Akibat Tidak Ada Persatuan dan Kesatuan di Negara
Pengikat suatu negara untuk tetap kokoh dan teguh adalah semangat persatuan. Jika rakyat Indonesia tidak memiliki persatuan, maka tidak ada perwujudan dari kemerdekaan negara kesatuan RI yang proklamasinya diresmikan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945. Landasan serta arah perjuangan Indonesia adalah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Pancasila. Apabila tidak terdapat persatuan dan kesatuan dalam negara, ada beberapa akibat yang timbul.

  • Hilangnya tenggang rasa dan toleransi dalam bermasyarakat. Kehidupan sosial atau bermasyarakat membutuhkan adanya saling toleransi dan tenggang rasa agar hubungan antar warga masyarakat dapat dipertahankan dengan baik. Namun, tanpa adanya rasa persatuan, kedua hal tersebut mustahil untuk dapat bertahan.
  • Perpecahan bangsa. Karena setiap individu merasa memiliki kepentingannya sendiri dan semakin tidak memedulikan kepentingan orang lain, tidak heran bila pada akhirnya malah bangsa menjadi pecah.
  • Melemahnya pertahanan dan keamanan bangsa. Ketika rakyat tidak lagi bersatu dan malah bertikai sendiri, serangan dari luar akan dengan mudah masuk ke tanah air. Bukan hanya sekadar masuk, serangan tersebut pun bisa memberikan pengaruh buruk terhadap masyarakat.
Prinsip Persatuan dan Kesatuan

  1. Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa Indonesia memiliki masyarakat majemuk dan prinsip ini intinya adalah untuk mengakui perbedaan yang ada di dalam masyarakat.
  2. Nasionalisme. Mencintai bangsa sendiri tidak pernah salah, namun bukan berarti bahwa warganya harus mengunggulkan bangsa sendiri daripada bangsa yang lainnya.
  3. Kebebasan yang Bertanggung Jawab. Ada kebebasan yang bertanggung jawab yang dimiliki oleh setiap individu, baik itu terhadap Tuhan Sang Pencipta, maupun terhadap diri sendiri dan sesama.
  4. Wawasan Nusantara. Dengan wawasan ini, warga Indonesia akan memiliki rasa senasib sepenanggungan dan persatuan lebih kuat demi tercapainya sebuah pembangunan nasional di negara Indonesia.
  5. Persatuan Pembangunan. Kemerdekaan yang telah diraih perlu diisi dan dilanjutkan dengan pembangunan agar masyarakat Indonesia hidup adil dan makmur. Semua itu dapat tercapai dengan adanya semangat persatuan Indonesia.
 

PPKn kelas 1,• Menjelaskan akibat tidak patuh pada tata tertib



·   Menjelaskan akibat tidak patuh pada tata tertib



Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “Discipline” yang berarti: 1) tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku (Mac Millan dalam Tu’u, 2004: 20).
Disiplin berasal dari kata “disciple” yakni seseorang yang belajar secara suka rela mengiuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid murid yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi, disiplin adalah merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok (Hurlock, 2002: 82).
Stara waji (2009) menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri.
Fungsi Kedisiplinan di Sekolah 
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar.
Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu tindakan, perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasehat, larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur, patuh, hormat, tenggang rasa dan berdisiplin.
Di samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan itu.
Dalam kontek tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah yang kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya di sekolah yang kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah itu akan rendah.
Tu’u (2004: 38) menyatakan fungsi kedisiplinan di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat.
2) Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekutan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
6) Mencipta Lingkungan Kondusif
Sekolah merupakan ruang lingkup pendidikan (Wawasan Wiyatamandala). Dalam pendidikan ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat seperti itu, potensi dan hasil siswa akan mencapai hasil optimal. Untuk sekolah, disiplin itu sangat perlu dalam proses belajar mengajar, alasannya yaitu: disiplin dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial.
Apabila peraturan sekolah tanpa tata tertib, akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku liar, yang pada gilirannya mengganggu kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini, penerapan dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
Dalam hal itu, menurut Maman Rachman (dalam Tu’u 2004: 35-36), pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:
a) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya terhadap lingkungannya.
d) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.
e) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g) Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h) Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberi gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang berhasil dengan kepribadian unggul. Di sana ada dan terjadi kompetisi positif diantara mereka.
Untuk mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut, diperlukan pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya Wardiman mengatakan bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam diri seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin.
Unsur-Unsur DisiplinHurlock (2002: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.
Disiplin itu lahir, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau attitude merupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi kelakuan manusia.
Perpaduan antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi pengarah dan pedoman tadi mewujudkan sikap mental berupa perbuatan atau tingkah laku. Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang menunjukkan perilaku disiplin atau tidak disiplin.
Penanggulangan DisiplinDisiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Dengan keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan para siswa berhasil dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses. Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Siswa terpacu untuk mengoptimalkan potensi dan hasil dirinya.
Penanggulangan masalah disiplin yang terjadi di sekolah menurut Singgih Gunarsa (dalam Tu’u 2004: 57) dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan kuratif. Mendorong siswa melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata tertib itu baik untuk perkembangan dan keberhasilan sekolah.
Disiplin individu yang baik menunjang peningkatan hasil belajar dan perkembangan perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan siswa yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan nasehat, peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif merupakan upaya pembinaan dan pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah diberi sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan, memperbaiki, meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin 
Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya.
Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang,. Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana pengoptimalannya.
Sehubungan manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka agar manusia memiliki sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan aturan maka perlu upaya optimalisasi daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk penanaman disiplin dan kepatuhan. Upaya-upaya tersebut baik melalui pembiasaan-pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan yang mengatur tingkah lakunya, kebijaksanaan, sistem sanksi, dan penghargaan bagi pelaku dan pengawasan.
Ada dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku disiplin yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991: 166).
Aturan dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan dianggap baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya jika aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati peraturan yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan membuat orang tidak mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki sanksi tegas akan membuat orang untuk mematuhi aturan itu dengan disiplin.
Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan, dan (4) tujuan. Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.
Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah
Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya. Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya. Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan sehari-hari

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya. Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya. Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya. Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya. Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya. Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya. Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b