·
Menjelaskan akibat tidak patuh pada tata tertib
Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “Discipline” yang
berarti: 1) tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan
diri; 2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu,
sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukuman yang diberikan
untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem
peraturan-peraturan bagi tingkah laku (Mac Millan dalam Tu’u, 2004: 20).
Disiplin berasal dari kata “disciple” yakni
seseorang yang belajar secara suka rela mengiuti seorang pemimpin.
Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid murid
yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi, disiplin adalah
merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui
kelompok (Hurlock, 2002: 82).
Stara waji (2009) menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang
berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin
diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada
pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang
bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Berdasarkan
uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap
seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan
atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan
kesadaran diri.
Fungsi Kedisiplinan di Sekolah
Disiplin
sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar.
Disiplin
yang dimiliki oleh siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah
laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang
terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah
memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Kedisiplinan
sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu tindakan, perbuatan
yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah.
Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasehat,
larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat
pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan
pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku
yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur, patuh,
hormat, tenggang rasa dan berdisiplin.
Di
samping sebagai alat pendidikan, kedisiplinan juga berfungsi sebagai
alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini
kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri
terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di
lingkungan itu.
Dalam
kontek tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di sekolah
berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan
diri dengan cara menaati tata tertib sekolah. Berfungsinya kedisiplinan
sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan diri akan mempengaruhi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di sekolah yang
kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung tertib,
teratur, dan terarah. Sebaliknya di sekolah yang kedisiplinannya rendah
maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung tidak tertib,
akibatnya kualitas pendidikan sekolah itu akan rendah.
Tu’u (2004: 38) menyatakan fungsi kedisiplinan di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Menata Kehidupan Bersama
Manusia
adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar
belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Sebagai makhluk sosial,
selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan
tersebut diperlukan norma, nilai peraturan untuk mengatur agar kehidupan
dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi fungsi disiplin
adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau
dalam masyarakat.
2) Membangun Kepribadian
Pertumbuhan
kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan
keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan lingkungan
sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut
memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan
yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian
seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap,
perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk
serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses
yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk
kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin
dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif
kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi
karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena
melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa
takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin berfungsi sebagai
pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata
tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan
oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang melanggar tata
tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat
memberi dorongan dan kekutan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya.
Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat
diperlemah.
6) Mencipta Lingkungan Kondusif
Sekolah
merupakan ruang lingkup pendidikan (Wawasan Wiyatamandala). Dalam
pendidikan ada proses mendidik, mengajar dan melatih. Sekolah sebagai
ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses
pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah
kondisi aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai, dan
hubungan pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan merancang peraturan
sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta
peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan
secara konsisten dan konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah
akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di
tempat seperti itu, potensi dan hasil siswa akan mencapai hasil
optimal. Untuk sekolah, disiplin itu sangat perlu dalam proses belajar
mengajar, alasannya yaitu: disiplin dapat membantu kegiatan belajar,
dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan
sosial.
Apabila
peraturan sekolah tanpa tata tertib, akan muncul perilaku yang tidak
tertib, tidak teratur, tidak terkontrol, perilaku liar, yang pada
gilirannya mengganggu kegiatan pembelajaran. Suasana kondusif yang
dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini,
penerapan dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong para siswa agar
dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dan dewasa.
Disiplin
sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan
konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa.
Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik
hidup di sekolah tentang hal-hal positif yaitu melakukan hal-hal yang
lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang negatif. Dengan pemberlakuan
disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik itu,
sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain.
Dalam hal itu, menurut Maman Rachman (dalam Tu’u 2004: 35-36), pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut:
a) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya terhadap lingkungannya.
d) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.
e) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g) Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h) Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Lingkungan
sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberi gambaran
lingkungan siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian,
sungguh-sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya. Lingkungan
disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang
berhasil dengan kepribadian unggul. Di sana ada dan terjadi kompetisi
positif diantara mereka.
Untuk
mencapai dan memiliki ciri-ciri kepribadian tersebut, diperlukan
pribadi yang giat, gigih, tekun dan disiplin. Selanjutnya Wardiman
mengatakan bahwa keunggulan tersebut baru dapat dimiliki apabila dalam
diri seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin.
Unsur-Unsur DisiplinHurlock
(2002: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi: (1)
peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3)
hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.
Disiplin
itu lahir, dan berkembang dari sikap seseorang di dalam sistem nilai
budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang
membentuk disiplin, pertama sikap yang telah ada pada diri manusia dan
sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Sikap atau attitude merupakan
unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi
terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran.
Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian dari budaya yang
berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi kelakuan
manusia.
Perpaduan
antara sikap dengan sistem nilai budaya yang menjadi pengarah dan
pedoman tadi mewujudkan sikap mental berupa perbuatan atau tingkah laku.
Unsur tersebut membentuk suatu pola kepribadian yang menunjukkan
perilaku disiplin atau tidak disiplin.
Penanggulangan DisiplinDisiplin
sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan yang
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala
sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab
membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Dengan
keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan para siswa berhasil
dibina dan dibentuk menjadi individu-individu unggul dan sukses.
Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud sebab sekolah berhasil
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses
pendidikan. Siswa terpacu untuk mengoptimalkan potensi dan hasil
dirinya.
Penanggulangan
masalah disiplin yang terjadi di sekolah menurut Singgih Gunarsa (dalam
Tu’u 2004: 57) dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan kuratif.
Mendorong siswa melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi
bahwa tata tertib itu baik untuk perkembangan dan keberhasilan sekolah.
Disiplin
individu yang baik menunjang peningkatan hasil belajar dan perkembangan
perilaku yang positif. Langkah represif sudah berurusan dengan siswa
yang telah melanggar tata tertib sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar
tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan jalan nasehat, peringatan atau
sanksi disiplin. Langkah kuratif merupakan upaya pembinaan dan
pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah diberi sanksi
disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan, memperbaiki,
meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya.
Ditinjau
dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang
cenderung bersikap baik dan cenderung bersikap buruk, cenderung patuh
dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang,. Kecenderungan
tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana
pengoptimalannya.
Sehubungan
manusia memiliki dua potensi dasar tersebut, maka agar manusia memiliki
sikap positif dan berperilaku disiplin sesuai dengan aturan maka perlu
upaya optimalisasi daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk
penanaman disiplin dan kepatuhan. Upaya-upaya tersebut baik melalui
pembiasaan-pembiasaan, perubahan pola dan sistem aturan yang mengatur
tingkah lakunya, kebijaksanaan, sistem sanksi, dan penghargaan bagi
pelaku dan pengawasan.
Ada
dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku disiplin yaitu
kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai
itu sendiri (Subari, 1991: 166).
Aturan
dibuat untuk dilaksanakan agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Tidak semua orang setuju dengan aturan yang dibuat. Jika aturan dianggap
baik, maka kita mau melaksanakan aturan yang ada. Sebaliknya jika
aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka kita tidak mau menaati
peraturan yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi tegas akan
membuat orang tidak mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki
sanksi tegas akan membuat orang untuk mematuhi aturan itu dengan
disiplin.
Sikap
disiplin atau kedisiplinan seseorang, terutama siswa berbeda-beda. Ada
siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang
mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun
yang berasal dari luar.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1)
anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) lingkungan, dan (4) tujuan.
Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang
bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak
harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian
yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu
anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penanaman kedisiplinan.
Selain
faktor anak, sikap pendidik juga mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap
pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan
keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan
karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang
bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak
peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman
kedisiplinan di sekolah.
Di
samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan
seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil
pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan
teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa
fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan
sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada
budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga
mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain
ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap
kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang
berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan
kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan
dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman
kedisiplinan di sekolah
Disiplin adalah
perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin
diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi
tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun
orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi
sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini
kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri
terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di
lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama
untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan
tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa
sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu
siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun
di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan
dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin
baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap
sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa
mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena
anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau
melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang
tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di
Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah
tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos
sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya
nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil
ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman
di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah
tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar
segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria
tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering
mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin
berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan
kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang
sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya.
Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap
tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun
juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah
dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan
dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat
dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal
apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar
disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan
sehari-hari
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Disiplin adalah
perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin
diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi
tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun
orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi
sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini
kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri
terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di
lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama
untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan
tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa
sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu
siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun
di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan
dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin
baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap
sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa
mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena
anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau
melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang
tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di
Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah
tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos
sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya
nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil
ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman
di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah
tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar
segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria
tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering
mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin
berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan
kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang
sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya.
Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap
tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun
juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah
dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan
dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat
dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal
apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar
disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Disiplin adalah
perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin
diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi
tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun
orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi
sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini
kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri
terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di
lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama
untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan
tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa
sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu
siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun
di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan
dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin
baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap
sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa
mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena
anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau
melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang
tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di
Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah
tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos
sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya
nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil
ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman
di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah
tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar
segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria
tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering
mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin
berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan
kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang
sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya.
Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap
tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun
juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah
dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan
dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat
dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal
apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar
disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Disiplin adalah
perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya juga dalam
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin
diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi
tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun
orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Disiplin berfungsi
sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini
kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk menyesuaikan diri
terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di
lingkungan. Sikap disiplin wajib dimiliki bagi setiap orang, terutama
untuk seorang siswa. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa, disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan
tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa
sukses dalam belajar. Disiplin yang dimiliki oleh siswa akan membantu
siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun
di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan
dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Apa yang dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin
baik dalam belajar maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap
sekolah pasti ada peraturan dan peraturan tersebut tidak semua siswa
mematuhinya, banyak siswa yang dipanggil orang tuanya hanya karena
anaknya sering terlambat atau tidak masuk sekolah tanpa keterangan, atau
melanggar peraturan-peraturan lainnya. Berikut ini ada contoh anak yang
tidak memiliki sikap disiplin, namanya Aria, siswa kelas XI SMA di
Jakarta. Aria anak yang sering tercatat dalam buku kasus di sekolah
tersebut, ada saja ulahnya mulai dari terlambat ke sekolah, sering bolos
sekolah, tidak pernah mengerjakan setiap tugas dari guru akibatnya
nilai rapotnya sangat buruk, orang tua Aria juga sangat sering dipanggil
ke sekolah. Sikap tidak disiplin yang dimiliki Aria membuat teman-teman
di sekolah tidak menyukainya dan cenderung menjauhinya, guru disekolah
tersebut juga tidak menyukai Aria dan sudah letih untuk menasehati agar
segera memperbaiki kesalahan yang sering dia lakukan. Pada mulanya Aria
tidak menggubris perlakuan guru, teman dan orang tuanya yang juga sering
mengomeli Aria dirumah, namun lama kelamaan Aria merasa bosan dan ingin
berubah, tetapi Aria merasa tidak percaya diri dan tidak yakin akan
kemampuannya untuk berubah karena merasa telah dicap buruk oleh orang
sekitarnya karena sikap tidak disiplin yang dimilikinya.
Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap
tidak disiplin pada siswa bukan hanya pada prestasi di sekolah, namun
juga dapat berpengaruh terhadap rasa percaya diri yang menjadi rendah
dan sulit untuk merubah diri. Peran orang tua juga sangat penting dan
dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak. Membentuk rasa disiplin dapat
dimulai dari hal-hal kecil seperti bangun lebih pagi dan membuat jadwal
apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari. Membiasakan diri agar
disiplin dapat membuat diri kita lebih positif dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/suhanihandi/akibat-tidak-disiplin_551ae0caa33311ec21b65a8b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar